Kini sudah tidak aneh lagi, kalau seorang tukang becak naik
haji.Pedagang Kecil juga berhaji setelah puluhan tahun menabung uangnya.Orang
bilang kalau sudah niat maka aka nada jalan. Bagi penulis buka hanya niat saja
sebenarnya.Mereka yang berhaji karena tekad mereka yang membaja dan mereka
sanggup untuk mengumpulkan puluhan juta.
Bukan perkara yang mudah bagi orang yang menggumpulkan sepuluh
ribu dan 50 ribu dalam beberapa tahun. Kadang kita sering juga memakai uang
kita untuk keperluan karena ada saja yang kita butuhkan.Kita kadang harus
membayar kursus anak atau perjalanan anak ke tempat-tempat wisata.
Untuk menabung haji kita juga harus merencakan juga. Kita
dapat melakukan sendiri dengan membuat suatu tabungan. Yang paling penting
adalah kita harus menyimpan tabungan tersebut ke tempat yang aman. Aman berarti
juga tidak ada orang yang dapat mengambiluang tabungan kita sendiri.
Kita mulai dari sekarang untuk menyisihkan.Kalau yang
mempunyai penghasilan tetap mungkin tidaklah sulit untuk menetapkan berapa yang
harus di tabungkan karena penghasilan relative stabil.Kita bisa memperkirakan
berapa jumlah tabungan seperti 10% atau 5%.
Bagi yang tidk mmepunyai
penghasilan tetap mungkin agak sulit
terutama kalau peghasilan tidak tetapnya sedikit. Oleh karena itu banyak termasuk
peulis yang belum memikirkan untuk menabung untuk haji.
Namun setelah melihat teman yang masih dibawah 40 tahun sudah
berhaji, hati inimenjadi ergerak juga. Mengapa saya tidak bisa? Aku mungkin
akan mencoba untuk menabung sedikit terlebih dahulu namun aku juga khawatir
dengan tingginya tingkat inflasi. Tingkat inflasi sudah menurunkan daya beli
kita dan harga rupiah tidak sebanding dengan kenaikan harga barang namun untuk
ongkos haji biasanya kenaikannya tidak sedemikian tinggi.
Baca Juga :
Apa itu Perencanaan Keuangan
Pentingnya Memiliki Asset
Baca Juga :
Apa itu Perencanaan Keuangan
Pentingnya Memiliki Asset
No comments:
Post a Comment